TerbaikJual Makanan Ringan Banyumas 0813 2988 2847 Cemilan Makanan Produk . Desain Logo Makanan Unik Desain Logo Makanan Ringan Desain Logo Produk Makanan Desain Logo Kemasan Makanan Contoh Desain Logo Ma Desain Logo Desain Produk . Agen 0812 5969 2669 Usaha Makanan Ringan Unik Dan Kreatif Di Cianjur Makanan Kreatif Unik Produk makanan ringan keripik singkong merupakan salah satu produk yang sedang berkembang di pasar. Salah satunya di Desa Puntukrejo, kabupaten Karanganyar. Produsen keripik singkong di desa tersebut baru berjumlah satu orang yaitu usaha keripik singkong yang dimiliki oleh Bapak Ibnu Kurniawan dan belum memiliki nama UMKM. Kendala yang dihadapi oleh mitra yaitu pada proses pengemasan, produk masih dikemas dengan cara tradisional yaitu dengan menggunakan plastik dan lilin untuk merapatkan sisi kemasan. Oleh sebab itu, produk yang dihasilkan rawan dengan resiko ketengikan dan tidak dapat disimpan dalam waktu yang lama daya umur simpan rendah yang berakibat pada penurunan kualitas produk. Selain itu, desain kemasan juga masih berbentuk sederhana dan kurang menarik. Padahal desain kemasan merupakan salah satu faktor penentu konsumen dalam membeli produk. Selain itu, adanya pandemi covid 19 menyebabkan omzet penjulan semakin menurun. Keterbatasan sumber daya manusia, juga menjadikan pembukuan/laporan keuangan mitra belum tercatat dengan baik serta pemasaran yang dilakukan belum mengoptimalakan digital marketing, sehingga jangkauan pemasaran belum terlalu luas. Maka dari itu, tim pengabdi mempunyai gagasan untuk bekerjasama dengan mitra untuk membuatkan desain kemasan yang menarik sehingga dapat meningkatkan daya beli konsumen yang berdampak pada peningkatan nilai tambah produk dan profitabilitas usaha. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini yaitu Participatory Rural Appraisal PRA, yaitu sebuah metode pemberdayaan yang menekankan partisipasi aktif mitra dari perencanaan sampai dengan evaluasi program. Kegiatan utama dalam pengabdian ini dibagi dalam tiga tahap. Tahap pertama dengan menggunakan metode instruksional dan dialogyaitu melalui kegiatan sosialisasi optimasi desain kemasan menarik serta digital marketing. Tahap kedua dilakukan dengan pengemasan produk dengan desain kemasan baru. Tahap ketiga dilakukan pemasaran produk dengan mengoptimalkan digital marketing. Manfaat dari program ini adalah terwujudnya pemberdayaan masyarakat dengan pembuatan desain kemasan yang menarik dan digital marketing. Harapannya omzet penjualan mitra semakin meningkat. Luaran yang direncanakan dalam program ini adalah publikasi jurnal berISSN. Figures - uploaded by Sigied Himawan YudhantoAuthor contentAll figure content in this area was uploaded by Sigied Himawan YudhantoContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free UN PENMAS Jurnal Pengabdian Masyarakat Untuk Negeri Volume 1, Number 2 2021, pp. 50-56 xxxxxxxxxxxx 50 Desain Kemasan Produk UMKM Makanan Ringan sebagai Peningkatan Daya Beli Konsumen Keripik Singkong 1Rizki Puspita Dewanti, 2Hardian Ningsih, 3Edi Paryanto, 4Sigied H Yudhanto Universitas Sebelas Maret, Kota Surakarta, Indonesia e-mail rpuspitadewanti hardianningsih sigiedhy ABSTRAK Produk makanan ringan keripik singkong merupakan salah satu produk yang sedang berkembang di pasar. Salah satunya di desa Puntukrejo, kabupaten Karanganyar yaitu usaha keripik singkong yang dimiliki oleh Bapak Ibnu Kurniawan dan belum memiliki nama UMKM. Kendala yang dihadapi oleh mitra yaitu pada proses pengemasan, produk masih dikemas dengan cara tradisional, sehingga produk yang dihasilkan tidak dapat disimpan dalam waktu yang lama dan berakibat pada penurunan kualitas produk. Padahal desain kemasan merupakan salah satu faktor penentu konsumen dalam membeli produk dan berkaitan dengan daya simpan produk. Oleh sebab itu, tujuan tim pengabdi dalam kegiatan ini adalah memberikan solusi atas kendala yang dialami mitra dengan membuatkan desain kemasan yang menarik dan pengoptimalan penggunaan digital marketing, yang diharapkan dapat meningkatkan daya beli konsumen yang berdampak pada peningkatan nilai tambah produk dan profitabilitas usaha. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini adalah Participatory Rural Appraisal PRA, yaitu sebuah metode pemberdayaan yang menekankan partisipasi aktif mitra dari perencanaan program sampai dengan evaluasi program. Hasil dari kegiatan pengabdian adalah terwujudnya desain kemasan baru untuk mitra dan akun social media mitra sebagai bentuk optimalisasi penggunaan digital marketing. Harapannya, omzet penjualan mitra semakin meningkat. Kata kunci Desain Kemasan, Digital Marketing, Nilai Tambah, Profitabilitas, Daya Beli Konsumen. ABSTRACT Cassava chips snack product is one of the products that are developing in the market. One of them is in the village of Puntukrejo, Karanganyar district, namely the cassava chips business which is owned by Mr. Ibnu Kurniawan and does not yet have the name MSME. Constraints faced by partners are in the packaging process, the product is still packaged in the traditional way, so that the resulting product cannot be stored for a long time and results in a decrease in product quality. Whereas packaging design is one of the determining factors for consumers in buying products and is related to the shelf life of the product. Therefore, the goal of the service team in this activity is to provide solutions to the problems experienced by partners by developing attractive packaging designs and optimizing the use of digital marketing, which is expected to increase consumer purchasing power which has an impact on increasing product added value and business method used in this service activity is Participatory Rural Appraisal PRA, which is an empowerment method that emphasizes the active participation of partners from program planning to program evaluation. The result of the service activity is the realization of new packaging designs for partners and partner social media accounts as a form of optimizing the use of digital marketing. It is hoped that the sales turnover of partners will increase. Keywords Packaging Design, Digital Marketing, Added Value, Profitability, Consumer Purchasing Power Copyright © 2021 The Authors This is an open access article under the CC BY-SA license. Dewanti, et al. 2021. Desain Kemasan Produk UMKM Makanan Ringan sebagai Peningkatan Daya Beli Konsumen Keripik Singkong. Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas Narotama UN PENMAS, 2021 xxxxxxxxxxxx 51 PENDAHULUAN Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman Pasal 1 ayat 1 Undang-undang Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan [1]. Makanan merupakan pangan olahan yang mengalami proses dengan metode tertentu dengan atau tanpa bahan tambahan [2]. Dewasa ini, olahan pangan yang diproduksi oleh industri rumah tangga semakin variatif dan diminati oleh masyarakat. Keberadaan olahan pangan tersebut diperhitungkan oleh konsumen di Indonesia terutama karena jenis produknya yang beragam dengan harga yang relatif terjangkau. Terdapat berbagai jenis olahan makanan yang beredar di masyarakat, seperti makanan pokok, makanan cepat saji, makanan ringan, dan yang lainnya [3]. Dari berbagai jenis olahan makanan yang beredar di masyarakat, makanan ringan mengalami peningkatan permintaan yang sangat tinggi, sehingga bermunculan berbagai jenis makanan ringan yang beredar di masyarakat. Hal tersebut menuntut produsen untuk adaptif dan inovatif agar dapat bersaing dengan produk kompetitornya, salah satunya dengan berinovasi pada desain kemasan yang menarik. Kemasan packaging diartikan sebagai kegiatan merancang dan membuat wadah atau pembungkus suatu produk [4]. Kemasan dianggap sebagai bagian yang tak terlepaskan dalam kegiatan pemasaran. Saat ini, kemasan telah diakui sebagai salah satu unsur penting yang dapat meningkatkan pemasaran antara produsen dengan konsumen. Kemasan produk yang menarik akan mendorong seorang konsumen untuk memberikan kemudahan bagi konsumen dalam penggunaan maupun penyimpanan sehingga konsumen merasa puas [5]. Desain yang unik, ukuran yang bermacam-macam, warna, bentuk dan informasi yang diberikan pada kemasan akan semakin mempengaruhi konsumen dalam menentukan pilihan produk. Hal tersebut menunjukkan bahwa desain kemasan memiliki pengaruh yang besar terhadap minat beli konsumen pada produk-produk yang ditawarkan. Namun demikian, kemasan menjadi salah satu masalah yang saat ini sedang dihadapi oleh pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah UMKM. Pelaku usaha UMKM terjebak dengan pemikiran bahwa produk UMKM tidak harus memiliki kemasan bagus sedangkan kemasan bagus hanya menjadi milik industri besar. Produk makanan ringan keripik singkong merupakan salah satu produk yang sedang berkembang di pasar. Salah satunya di desa Puntukrejo, kabupaten Karanganyar. Produsen keripik singkong di desa tersebut baru berjumlah satu orang yang dikelola oleh Bapak Ibnu Kurniawan dan belum memiliki nama UMKM. Usaha tersebut sudah dilakukan sejak tahun 2019 dan pengolahan keripik singkong masih dilakukan secara tradisioanal dari proses pembersihan bahan baku hingga penggorengan. Pada segi kemasan juga masih sederhana belum menggunakan desain Dewanti, et al. 2021. Desain Kemasan Produk UMKM Makanan Ringan sebagai Peningkatan Daya Beli Konsumen Keripik Singkong. Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas Narotama UN PENMAS, 2021 xxxxxxxxxxxx 52 kemasan yang menarik yaitu hanya menggunakan kemasan plastik dan diberi nama Inu Keripik Singkong. METODE Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini adalah Participatory Rural Appraisal PRA. Participatory Rural Appraisal merupakan suatu metode pendekatan dalam proses pemberdayaan dan peningkatan partisipasi masyarakat, yang tekanannya pada keterlibatan masyarakat dalam keseluruhan kegiatan pembangunan. Pendekatan PRA dimaksudkan menjadikan masyarakat/mitra sebagai perencana, pelaksana program pembangunan dan bukan sekedar obyek pembangunan. PRA menjadi metode yang sangat tepercaya untuk program pemberdayaan masyarakat [9]. Beberapa studi telah menunjukkan efektivitas metode ini. Studi Das telah menggunakan PRA untuk mewujudkan pengelolaan hutan secara partisipatoris sehingga mewujudkan penghidupan masyarakat desa yang berkelanjutan [10]. PRA juga telah dipakai untuk program pengurangan risiko bencana di Philipina [11], dengan PRA dapat disusun CAP Community Action Plant pengembangan Desa Wisata yang berbasis budaya lokal, sehingga masyarakat mampu memetakan potensi budayanya dan memetakan rencana bisnis desa [12]. Bahkan, metode ini dapat dipakai untuk kepentingan penelitian ilmiah, yaitu memetakan pengetahuan lokal dan kebutuhan untuk mengidentifikasi masalah sosial. Peneliti menggunakan PRA untuk memahami pengetahuan etnoekologi dan biodiversitas tumbuhan di aras lokal [13]. Adapun kegiatan utama pengabdian ini akan dibagi dalam tiga tahap. Tahap pertama dengan menggunakan metode instruksional dan dialog yaitu melalui kegiatan sosialisasi optimasi nilai tambah produk yaitu dengan sosialisasi pentingnya repackaging produk menggunakan desain kemasan yang menarik. Sosialisasi bertujuan agar mitra paham mengenai urgensi penggunaan kemasan yang menarik sehingga dapat meningkatkan nilai tambah/nilai jual produk dan profitabilitas usaha. Tahap kedua dilakukan pengemasan produk dengan desain kemasan yangmenarik yang diusulkan oleh tim pengabdian, sehingga terbentuk desain kemasan baru yang dapat meningkatkan nilai jual produk. Tahap ketiga, dilakukan kegiatan sosialisasi pemasaran yang dirancang dengan pengoptimalan digital marketing yaitu dengan pemanfaatan platform digital dan pemanfaatan media sosial berupa pembuatan akun facebook dan pembuatan akun instagram, serta pembuatan akun e-commerce. Tahap keempat, pendampingan, monitoring dan evaluasi, serta publikasi/diseminasi hasil program. Pendampingan dilakukan secara berkala dengan tujuan mengetahui kendala dan menemukan solusi secara cepat dan tepat. Monitoring dan evaluasi program secara keseluruhan dilaksanakan di akhir program untuk mengevaluasi hasil yang dicapai serta kendala yang dihadapi selama kegiatan. Setelah selesai kegiatan diharapkan ada keberlanjutan program dan kenaikan omzet pada mitra, sehingga terwujud pemberdayaan masyarakat dengan desain kemasan menarik dan optimalisasi digital marketing. HASIL DAN PEMBAHASAN Dewanti, et al. 2021. Desain Kemasan Produk UMKM Makanan Ringan sebagai Peningkatan Daya Beli Konsumen Keripik Singkong. Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas Narotama UN PENMAS, 2021 xxxxxxxxxxxx 53 Kondisi Umum Mitra Pengolahan keripik singkong oleh mitra masih dilakukan secara tradisioanal dari proses pembersihan bahan baku hingga penggorengan. Dari segi kemasan produk juga masih dilakukan pengemasan secara sederhana atau belum menggunakan desain kemasan yang menarik yakni dengan menggunakan kemasan plastik dan diberi nama Inu Keripik Singkong. Kemasan yang diproduksi oleh mitra ada tiga jenis yaitu kemasan 100 gram, kemasan 250 gram, dan kemasan 500 gram Gambar 1. Jumlah tenaga kerja yang digunakan sebanyak dua orang tenaga kerja berasal dari keluarga yang melakukan produksi dari penyediaan bahan baku hingga proses pengemasan. Saat ini, kapasitas produksi mitra sebesar 15 kilogram per minggunya dengan pengerjaan seminggu sebanyak tiga kali, sehingga dalam satu bulan mitra dapat memproduksi sebanyak 60 kilogram keripik singkong. Produk keripik singkong tersebut belum mengoptimalkan penggunaan media online dalam pemasaran, sehingga jangkauan pemasaran produk belum terlalu luas yaitu hanya sekitar daerah Karanganyar dan Jaten, Surakarta. Gambar 1. Proses Pengemasan Keripik Singkong Pada Mitra Kegiatan Sosialisasi Rangkaian kegiatan pengabdian dilakukan mulai dari survey lokasi mitra sehingga dapat disusun analisis situasi, masalah, potensi, pengembangan, dan solusi beserta untuk mitra yang dilakukan pada tanggal 15 sampai 30 Maret 2021. Kemudian kegiatan selanjutnya dilakukan sosialisi kegiatan optimasi nilai tambah produk yaitu dengan sosialisasi pentingnya repackaging produk menggunakan desain kemasan yang menarik. Kegiatan tersebut bertujuan agar mitra paham mengenai urgensi penggunaan kemasan yang menarik sehingga dapat meningkatkan nilai tambah/nilai jual produk dan profitabilitas usaha. Dalam kegiatan ini tim pengabdian mengali lebih dalam permasalahan mitra dan mitra juga turut menyampaikan permasalaha yang dihadapi dalam menjalankan usaha khusunya pada proses pengemasan Gambar 2. Dewanti, et al. 2021. Desain Kemasan Produk UMKM Makanan Ringan sebagai Peningkatan Daya Beli Konsumen Keripik Singkong. Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas Narotama UN PENMAS, 2021 xxxxxxxxxxxx 54 Gambar 2. Sosialisasi Pentingnya Repackaging Produk Menggunakan Desain Kemasan yang Menarik Kegiatan tahap dua dari tim pengabdian adalah repackaging produk menggunakan desain kemasan yang menarik. Dalam kegiatan ini mitra mulai melakukan penggantian kemasan dari kemasan lama Gambar 3 menjadi kemasan baru Gambar 4. Dengan kemasan baru diharapkan dapat meningkatkat nilai tambah produk serta dapat membuat umur simpan produk menjadi lebih lama. Gambar 3. Kemasan Lama Gambar 4. Kemasan Baru Setelah mitra melakukan penggantian kemasan lama menjadi kemasan baru, tim pengabdian melakukan kegiatan sosialisai manajemen pemasaran kepada mitra yang dirancang dengan pengoptimalan digital marketing yaitu dengan pemanfaatan platform digital, pemanfaatan media sosial berupa pembuatan akun facebook dan pembuatan akun instagram, serta pembuatan e-commerce. Dalam sosialisi ini diperoleh media sosial untuk memasarkan produk keripik singkong berupa akun instagram dan akun facebook Gambar 5. Dewanti, et al. 2021. Desain Kemasan Produk UMKM Makanan Ringan sebagai Peningkatan Daya Beli Konsumen Keripik Singkong. Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas Narotama UN PENMAS, 2021 xxxxxxxxxxxx 55 Gambar 5. Pembuatan Akun Media Sosial Mitra Hasil Sosialisasi Digital Marketing SIMPULAN Kegiatan pengabdian masyarakat desain kemasan produk UMKM makanan ringan sebagai peningkatan daya beli konsumen keripik singkong ini berdampak positif kepada mitra, mitra menyatakan kebermanfaatan kegiatan ini dan keinginan untuk kegiatan yang berkelanjutan. Pengenalan desain kemasan yang menarik tidak hanya dalam peningkatan daya beli, namun juga terdapat aspek edukasi serta peningkatan nilai tambah produk. DAFTAR REFERENSI Akhiriani S, Produk L, Baper S. Legalitas Produk Snack Baper Sebagai Upaya Peningkatan Pendapatan Mitra PKM Dan Wali Yatim-Dhuafa . 2019; 5 139–48. Indonesia PR. 2012. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan. Jakarta ID Sekretariat Negara. Sutisna U, Sugiarto T, Kurniawan YD. Penerapan Teknologi Pengemasan Produk Bekatul Rice Bran Provinsi Jawa Tengah Application of Ricebran Product Packaging Technology for Organic Farmers in Seminar Nasional Publikasi Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiy 420–30. Dewanti, et al. 2021. Desain Kemasan Produk UMKM Makanan Ringan sebagai Peningkatan Daya Beli Konsumen Keripik Singkong. Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas Narotama UN PENMAS, 2021 xxxxxxxxxxxx 56 Auliana, R. 2001. Gizi dan Pengolahan Pangan. Yogyakarta ID Adicita Karya Nusa. Ciptanto, S. 2010. Top 10 Ikan Air Tawar Panduan Lengkap Pembesaran Secara Organik di Kolam Air, Kolam Terpal, Karamba, dan Jala Apung. Yogyakarta ID Lily Publisher. Pondaag, 2010. Budidaya Ikan Nila. Jakarta ID Departemen Pertanian. Muhandri T, Herawati D, Budi FS, Nuraida L, Koswaara S, Agista AZ, Sukmawati Y. 2016. Kesiapan usaha mikro kecil menengah pangan dalam penerapan ISO 90012008 studi kasus di Palu, Sulawesi Tengah. Agrokreatif Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat, 2 2 61- 66. Karuntu MM dan Mandey SL. 2020. Kelompok penjual makanan secara online di perumahan Griya Paniki Indah GPI kecamatan Mapanget kota Manado propinsi Sulawesi Utara. The Studies of Social Science, 21 1-7. Leitzmann C. 1993. Food Quality—Definition and a Holistic View. In Sommer H., Petersen B., v. Wittke P. eds Safeguarding Food Quality. Springer, Berlin, Heidelberg. Mikkelsen, Britha. 2011. Metode Penelitian Parttisipatoris dan Upaya Pemberdayaan. Jakarta Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Das, Nimai. 2012. Agricultural & Applied Economies Association Impact of Participatory Forestry Program on Sustainable Rural Livelihoods Lessons From an Indian Province. Applied Economie Perspectives and Policy, 343 428–45. Pante, Bemadeth Laurely. 2013. Participatory Action Research in Disaster Preparedness and Community Reconstruction. Philippine Sociological Review, 612 428–453. Hudayana, Bambang. 2017. Pemberdayaan Masyarakat, Bunga Rampai Antropologi Terapan. Yogyakarta Pustaka Pelajar. Adriana Madya MarampaElisabeth PaliIsak PasuluKluwek merupakan salah satu produk yang dihasilkan oleh petani di Kelurahan Lion Tondok Iring Kecamatan Makale Utara. Kendala yang dihadapi oleh mitra yaitu pada proses pengemasan, produk masih belum dikemas dengan baik, sehingga produk yang dihasilkan tidak dapat disimpan dalam waktu yang lama dan berakibat pada penurunan kualitas produk. Padahal desain kemasan merupakan salah satu faktor penentu konsumen dalam membeli produk dan berkaitan dengan daya simpan produk. Oleh sebab itu, tujuan tim pengabdi dalam kegiatan ini adalah memberikan solusi atas kendala yang dialami mitra dengan membuat desain kemasan yang menarik, yang diharapkan dapat meningkatkan daya beli konsumen yang berdampak pada peningkatan nilai tambah produk dan profitabilitas usaha. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini adalah metode instruksional dan dialog, tahap kedua dilakukan pengemasan produk dengan desain kemasan yang menarik, Tahap ketiga dilakukan evaluasi hasil kegiatan . Hasil dari kegiatan pengabdian adalah terwujudnya desain kemasan untuk mitra harapannya omzet penjualan mitra semakin meningkat. Nimai DasThis paper examines how rural livelihoods are improved owing to the impact of policy interventions through community-driven forest management in West Bengal, India. As an instance of comparative analysis of a gender-sensitive forestry program, this study employs the “sustainable rural livelihoods” framework to assess any enhancement of livelihood opportunities across various socioeconomic groups in forest fringe areas. In general, robust livelihoods sustainability is found for a pro-poor section of rural households that participated in the forestry program. Amongst participants, however, especially the feminine units attain more favorable livelihoods outcome. Conversely, the program's eschewed households are behind sustainable livelihoods. It is therefore early need to expand the participatory forestry program for sustaining poor households' livelihood security in forest fringe areas of rural India. Merlyn KaruntuSilvya Lefina MandeyGriya Paniki Indah GPI housing is one of the largest housing estates in North Sulawesi. With more than 7,000 houses built, this housing has become one of the relatively large residential locations. This condition provides an opportunity for the emergence of online food selling businesses in this housing in an effort to meet the needs of the people in the housing. This PKM elevates the community of online food seller groups which are micro, small and medium enterprises MSMEs which increase from time to time but often experience dissatisfaction from consumers due to product quality that is not in accordance with what is described in online media, lead time for food delivery is usually more from 1 hour and the inconsistency of the quality of the product produced. The online Food Seller group is an economically productive target audience. This service seeks to address the problem of customer dissatisfaction with online food vendors by making training to provide knowledge and understanding of quality management concepts, especially those related to performance, features, reliability, conformance, durability, serviceability, aesthetic, and perception. As well as strategies for overall quality improvement through TQM elements, namely customer focus, obsession with quality, long-term commitment, teamwork, continuous system improvement, education and training, unity of purpose, and employee involvement and empowerment. Claus LeitzmannSince the beginning of nutritional research, food quality nature, class has been a central theme; a great deal of effort is concentrated on the goal of improving the quality of foods. To which extent this can be achieved, depends among other things on the definition of the term food quality. Food quality represents the sum of all properties and assessable attributes of a food item. Usually this is done by the three accepted categories of quality sensoric value, suitability value and health value. All three deal with assessments, that is, judgements with a subjective component. In addition to the value-related interpretation of quality there is the value-neutral term in the sense of condition, that is the sum of properties of a product. From this can be concluded that quality is not easily definable scientifically and that it comprises many different aspects. Obligatory and uniform definitions are also made difficult, since those aspects are subject to constant change. Contradictions in the discussion about food quality arise mainly because of self-serving interests of producers, processors and traders of food as well as consumers, since concerning the assessment of simple quality features of products these interest groups often hold quite different views. The existing contradictions can be overcome, if all justified interests are considered, that is, with a holistic view of all the separate aspects. A holistic assessment of quality of food comprises, in addition to the three recognised partial qualities, additional categories of quality which are currently gaining in significance. On the one hand there is a psychological or notional value of food, based on usually difficult-to-explain conceptions, opinions prejudices and expectations of consumers concerning a product. Foods are imputed to have certain properties which determine, whether these will be selected and eaten. Without a clear delimitation to this area foods have a cultural or social value. The prestige value of food is determined by food habits of certain population groups as well as by supply and price. Foods that are taboo or that are used as reward get their social value in this manner. The political value of foods comprises aspects like the import of foods and feeds, especially from developing countries as well as production and handling of food surplus and employment of food aid. A further category of quality is the ecological value of foods which assesses the consequences on the environment due to food production and food processing, as well as their manifold interactions and feedbacks. These additional criteria or properties of food are often more difficult to define and to include, since they cannot be identified and measured on the product itself. From this, however, it should not be concluded that these criteria in the spectrum of food quality are not important. Even though single interest groups in the food sector will still get their way in regard to expectations and demands concerning quality, social demands and necessities are gaining increasing importance. Future and social requirements relating to the quality of food are expected to avoid misjudgements by using a holistic dan Pengolahan PanganR AulianaAuliana, R. 2001. Gizi dan Pengolahan Pangan. Yogyakarta ID Adicita Karya 10 Ikan Air Tawar Panduan Lengkap Pembesaran Secara Organik di Kolam Air, Kolam Terpal, Karamba, dan Jala ApungS CiptantoCiptanto, S. 2010. Top 10 Ikan Air Tawar Panduan Lengkap Pembesaran Secara Organik di Kolam Air, Kolam Terpal, Karamba, dan Jala Apung. Yogyakarta ID Lily usaha mikro kecil menengah pangan dalam penerapan ISOT MuhandriD HerawatiF S BudiL NuraidaS KoswaaraA Z AgistaY SukmawatiMuhandri T, Herawati D, Budi FS, Nuraida L, Koswaara S, Agista AZ, Sukmawati Y. 2016. Kesiapan usaha mikro kecil menengah pangan dalam penerapan ISO 90012008 studi kasus di Palu, Sulawesi Tengah. Agrokreatif Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat, 2 2 Penelitian Parttisipatoris dan Upaya PemberdayaanBritha MikkelsenMikkelsen, Britha. 2011. Metode Penelitian Parttisipatoris dan Upaya Pemberdayaan. Jakarta Yayasan Pustaka Obor Action Research in Disaster Preparedness and Community ReconstructionBemadeth PanteLaurelyPante, Bemadeth Laurely. 2013. Participatory Action Research in Disaster Preparedness and Community Reconstruction. Philippine Sociological Review, 612 428-453. Bahanpangan lain yang dilindungi dengan mengemas dengan kemasan yang kaku dan pergerakannnya dibatasi dengan ketat, peti kayu atau drum yang biasanya digunakan sebagai perlindungan yang baik, sekarang buah digunakan dengan bahan yang lebih murah dan ringan. 4.2 Jenis-Jenis Bahan Pengisi Dan Anti Getar 4.2.1 Styrofoam Styrofoam adalah kemasan Berbisnis makanan ringan atau snack merupakan salah satu bisnis yang tidak ada matinya karena target konsumen bisa dari anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Sehingga dari dulu sampai sekarang banyak produk makanan ringan bisa bertahan sampai sekarang, karena pangsa pasarnya sudah jelas dan pasti ada. Yang kamu butuhkan untuk memulai bisnis makanan ringan tidak hanya dari rasa makanan yang enak saja loh. Tetapi kemasan makanan ringan unik dan menarik juga menentukan pelanggan untuk ingin membeli produk makanan ringan yang kita jual. Jadi jika kamu ingin memulai bisnis makanan ringan atau snack, mulai sekarang kamu harus memperhatikan kemasan makanan ringan yang unik dan menarik. Selain menarik minat orang untuk membeli produk snack yang dibuat, kemasan juga menjadi media personal branding dan promosi agar mudah diingat oleh masyarakat. Rekomendasi Jenis Kemasan Makanan Ringan Menarik dan Unik Berikut ini ada beberapa jenis kemasan makanan ringan yang menarik dan unik yang bisa membantu kamu meningkatkan pejual, melakukan personal branding dan media promosi yang terbaik. 1. Kemasan Makanan Ringan Berbahan Kertas Duplex Jika kamu menjual makanan ringan kering, maka menggunakan paper duplex atau kertas duplek sebagai wadahnya adalah pilihan yang tepat. Karena jenis kemasan makanan ringan ini ukuran cukup tebak, kokoh dan memiliki kekuatan yang cukup baik. Ada berbagai bentuk paper duplex dari bentuk kotak, persegi panjang bahkan bentuk lonjong. Jenis kemasan makanan kertas duplex hanya bisa digunakan satu kali dan dapat didaur ulang. Untuk harga kemasanan makanan berbahan kertas duplex juga murah dan terjangkau. Makanan ringan yang bisa menggunakan kemasan kertas duplex adalah sosis, coklat, wafer dan lainnya. 2. Kemasan Snack Berbahan Kertas Kraft Kertas Kraft adalah jenis kemasan yang terbuat dari bahan kayu kraft sehingga memiliki tingkat kekokohan dan ketebalan lebih bagus dibandingkan kertas duplex. Jenis kemasan makanan ringan ini bisa digunakan untuk mengemas makanan agar tidak mudah basi dalam jangka waktu lama. Untuk bentuk dari bahan kertas kraft bisa dibuat bentuk persegi panjang, kotak persegi dan bentuk lainnya. Makanan ringan yang bisa menggunakan kemasan berbahan kertas kraft adalah roti, wafer, kedu dan makanan lainnya. 3. Kemasan Makanan Ringan Alumunium Foil Saat ini telah banyak produsen makanan ringan rumahan atau umkm yang memanfaatkan bahan alumunium foil untuk dijadikan kemasan produknya. Karena bahan ini dinilai lebih aman, uat, tahan lama dan kokoh dibandingkan kemasan kertas. Kemasan jenis ini sangat baik melindungi makanan dari cuaca dan paparan sinar matahari. Contoh makanan yang menggunakan kemasan berbahan alumunium foil adalah wafer, ciki-cikian, kacang-kacangan, pilus dan makanan ringan lainnya. Dan tentunya kemasan dengan bahan alumunium foil juga bisa kamu print bagian depanya dengan gambar dan desain yang menarik perhatian calon pembeli. 4. Kemasan Snack Mettalize Kemasan Snack Mettalize mirip dengan kemasan bahan alumunium foil, perbedaaanya adalah tidak 100% melindungi sinar matahari dengan baik,tetapi masih melindungi makanan dengan sangat baik untuk jangka panjang. Untuk produk yang cocok menggunakan jenis kemasan Mettalize seperti kuaci, pilus, kacang-kacangan, makaroni, keripik dan produk snack lainnnya. 5. Kemasan Makanan Standing Pouch Saat ini kemasan standing pouch menjadi salah satu kemasan makanan ringan yang paling populer. Karena selain sangat baik untuk menyimpan makanan ringan, bentuk dari standing pouch juga membuat kemasan terlihat lebih unik. Kelebihan menggunakan standing pouch untuk mengemas produk adalah produk bisa disusun dengan baik saat di meja etalase. Selain itu kemasan standing pouch juga memiliki zipper. Sehingga produk makanan yang tersimpan di dalamnya bisa terjamin kualitasnya dan akan lebih aman dari faktor luar dalam jangka panjang. 6. Kemasan Sachet Selain beberapa kemsan makanan ringan disebutkan di atas, kamu juga bisa memilih menggunakan kemasan jenis lainnya seperti kemasan sachet. Kemasen sachet bisa kamu gunakan untuk mengemas makanan seperti keju, sosis matang dan makanan dengan bentuk lembaran lainnya. Buatlahgambar contoh kemasan produk yang kamu buat beserta deskripsinya. Contoh iklan produk gambar slogan contoh teks iklan produk minuman ringan makanan sehat sabun kata kata iklan niaga promosi barang menarik inggris. Kemudian tempelkan piano menggunakan paku.
Pilihdari 1710+ templat yang menarik untuk membuat audiensi . Logo kuliner, logo olshop, logo kaos, logo desain, logo murah, logo. logo makanan unik kosong logo keren. Makanan ringan, desain logo produk makanan, desain logo kemasan makanan, . Ornamen lainnya yang bisa membuat mentahan stiker anda terlihat

Laporanakhir bisnis makanan ringan 1. MATAKULIAH KEWIRAUSAHAAN PERENCANAAN BISNIS MAKANAN CRISPY CHIPS BOOM Kelompok : 1. Agung Prasetyo. W (11111100080) 2. Karyawan 9 1.5 Perhitungan Margin Keuntungan 9 BAB V PENUTUP 1.1 Antisipasi Masa depan 10 1.2 Penutup 10 1.3 Lampiran Gambar Kemasan Produk 11

. 390 307 405 151 73 407 285 381

gambar kemasan produk makanan ringan